Indonesia menyajikan banyak kesempatan bagi bisnis e-commerce di
antara negara Asia lainnya. Saat ini proyeksi memperlihatkan e-commerce
di
Indonesia akan mencapai nilai US$ 130 miliar pada tahun 2020.
Dengan demikian, Indonesia berkesempatan besar untuk terus meningkatkan
pertumbuhan e-commerce dan persaingannya dengan negara lain.
Pada umumnya, ketika Anda berpikir mengenai
e-commerce,
maka hal pertama yang muncul dalam benak adalah transaksi komersial
online antara penjual dan pembeli. Namun sebenarnya masih banyak hal
yang belum Anda ketahui mengenai e-commerce, salah satunya adalah
jenis-jenis e-commerce.
Setidaknya ada tujuh jenis dasar e-commerce atau bentuk bisnis e-commerce dengan karakteristik berbeda :
- Business-to-Business (B2B)
- Business-to-Consumer (B2C)
- Consumer-to-Consumer (C2C)
- Consumer-to-Business (C2B)
- Business-to-Administration (B2A)
- Consumer-to-Administration (C2A)
- Online-to-Offline (O2O)
Mari kita bahas satu-persatu :
1. Business-to-Business (B2B)
B2B e-commerce meliputi semua transaksi elektronik barang atau jasa
yang dilakukan antar perusahaan. Produsen dan pedagang tradisional
biasanya menggunakan jenis e-commerce ini.
Umumnya e-commerce dengan jenis ini dilakukan dengan menggunakan EDI
(Electronic Data Interchange) dan email dalam proses pembelian barang
dan jasa, informasi dan konsultasi, atau pengiriman dan permintaan
proposal bisnis. EDI (Electronic Data Interchange) adalah proses
transfer data yang terstruktur, dalam format standar yang disetujui,
dari satu sistem komputer ke sistem komputer lainnya, dalam bentuk
elektronik.
Contoh website e-commerce B2B adalah
www.krakatausteel.com (PT. Krakatau Steel) dan
www.unilever.co.id (PT. Unilever).
PT Krakatau Steel adalah perusahaan baja terbesar di Indonesia, untuk
melakukan pemesanan baja di Krakatau Steel setiap perusahaan harus
mendaftarkan perusahaannya. Setelah terdaftar maka Perusahaan Mitra
dapat memesan baja di Krakatau Steel dengan menggunakan EDI.
Unilever adalah perusahaan penghasil produk home and personal care
serta foods & ice cream di Indonesia. Unilever adalah salah satu
mitra dari PT. Electronic Data Interchange Indonesia.
Contoh salah satu website yang menerapkan jenis e-commerce B2B
2. Business-to-Consumer (B2C)
B2C adalah jenis e-commerce antara perusahaan dan konsumen akhir. Hal
ini sesuai dengan bagian ritel dari e-commerce yang biasa dioperasikan
oleh perdagangan ritel tradisional.
Jenis ini bisa lebih mudah dan dinamis, namun juga lebih menyebar
secara tak merata atau bahkan bisa terhenti. Jenis e-commerce ini
berkembang dengan sangat cepat karena adanya dukungan munculnya website
serta banyaknya toko virtual bahkan mal di internet yang menjual beragam
kebutuhan masyarakat.
Salah satu contoh penerapan jenis e-commerce B2C
Jika dibandingkan dengan transaksi ritel tradisional, konsumen
biasanya memiliki lebih banyak informasi dan harga yang lebih murah
serta memastikan proses jual beli hingga pengiriman yang cepat.
Beberapa website di Indonesia yang menerapkan e-commerce tipe ini adalah
www.bhinneka.com,
www.berrybenka.com dan
www.tiket.com.
Jenis e-commerce ini biasa digunakan oleh penjual atau produsen yang
serius menjalankan bisnis dan mengalokasikan sumber daya untuk mengelola
situs sendiri.
3. Consumer-to-Consumer (C2C)
C2C merupakan jenis e-commerce yang meliputi semua transaksi
elektronik barang atau jasa antar konsumen. Umumnya transaksi ini
dilakukan melalui pihak ketiga yang menyediakan platform online untuk
melakukan transaksi tersebut.
Beberapa contoh penerapan C2C dalam website di Indonesia adalah
Tokopedia, Bukalapak dan Lamido. Disana penjual diperbolehkan langsung
berjualan barang melalui website yang telah ada. Namun ada juga website
yang menerapkan jenis C2C dan mengharuskan penjual terlebih dulu
menyelesaikan proses verifikasi, seperti
www.blanja.com dan
www.elevenia.co.id.
Salah satu contoh penerapan jenis e-commerce C2C
4. Consumer-to-Business (C2B)
C2B adalah jenis e-commerce dengan pembalikan utuh dari transaksi
pertukaran atau jual beli barang secara tradisional. Jenis e-commerce
ini sangat umum dalam proyek dengan dasar multi sumber daya. Sekelompok
besar individu menyediakan layanan jasa atau produk mereka bagi
perusahaan yang mencari jasa atau produk tersebut.
Contohnya adalah sebuah website dimana desainer website menyediakan
beberapa pilihan logo yang nantinya hanya akan dipilih salah satu yang
dianggap paling efektif. Platform lain yang umumnya menggunakan jenis
e-commerce ini adalah pasar yang menjual foto bebas royalti, gambar,
media dan elemen desain seperti
www.istockphoto.com.
Salah satu penerapan e-commerce jenis C2B
Contoh lainnya adalah
www.mybloggerthemes.com,
sebuah website yang menjual ragam template blog dari berbagai
pengembang template. Pembuat template dapat mengupload template yang
dibuatnya pada link yang telah disediakan oleh MBT, kemudian MBT akan
menjual template yang telah di upload dan berbagi keuntungan dengan
pembuat template.
5. Business-to-Administration (B2A)
Salah satu contoh penerapan e-commerce B2A
B2A adalah jenis e-commerce yang mencakup semua transaksi yang
dilakukan secara online antara perusahaan dan administrasi publik. Jenis
e-commerce ini melibatkan banyak layanan, khususnya di bidang-bidang
seperti fiskal, jaminan sosial, ketenagakerjaan, dokumen hukum dan
register, dan lainnya. Jenis e-commerce ini telah meningkat dalam
beberapa tahun terakhir dengan investasi yang dibuat melalui
e-government atau pihak pemerintah.
Beberapa contoh website administrasi publik yang menerapkan B2A adalah
www.pajak.go.id,
www.allianz.com dan
www.bpjs-online.com.
Disana perusahaan dapat melakukan proses transaksi atas jasa yang
mereka dapatkan langsung kepada pihak administrasi publik. Perusahaan
diharuskan untuk mengisi sejumlah persyaratan terlebih dahulu sebelum
mendapatkan layanan dan baru diteruskan dengan proses transaksi.
6. Consumer-to-Administration (C2A)
Jenis C2A meliputi semua transaksi elektronik yang dilakukan antara individu dan administrasi publik.
Contoh area yang menggunakan jenis e-commerce ini adalah :
- Pendidikan – penyebaran informasi, proses pembelajaran jarak jauh, dan lainnya
- Jamsostek – penyebaran informasi, pembayaran, dan lainnya
- Pajak – pengajuan pajak, pembayaran pajak, dan lainnya
- Kesehatan – janji pertemuan, informasi mengenai penyakit, pembayaran layanan kesehatan dan lainnya
Contoh penerapan e-commerce C2A
Contoh penerapan C2A sama dengan B2A, hanya saja pembedanya ada pada
pihak individu-administrasi publik dan perusahaan-administrasi publik.
Model B2A dan C2A sama-sama terkait dengan gagasan efisiensi dan
kemudahan penggunaan layanan yang diberikan untuk masyarakat oleh
pemerintah, juga dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi.
7. Online-to-Offline (O2O)
O2O adalah jenis e-commerce yang menarik pelanggan dari saluran
online untuk toko fisik. O2O mengidentifiaksikan pelanggan di bidang
online seperti email dan iklan internet, kemudian menggunakan berbagai
alat dan pendekatan untuk menarik pelanggan agar meninggalkan lingkup
online.
Walaupun sudah banyak kegiatan ritel tradisional dapat digantikan
oleh e-commerce, ada unsur-unsur dalam pembelanjaan fisik yang
direplikasi secara digital. Namun ada potensi integrasi antara
e-commerce dan belanja ritel fisik yang merupakan inti dari jenis O2O.
Hanya karena ada bisnis tertentu yang tidak memiliki produk untuk
dipesan secara online, bukan berarti internet tak dapat memainkan
perannya dalam hampir semua bisnis.
Contohnya, sebuah pusat kebugaran tidak akan bisa didirikan di ruang
tamu rumah Anda, namun dengan menggunakan layanan O2O yang disediakan
perusahaan seperti Groupon Inc, pusat kebugaran tersebut bisa
menyalurkan bisnis offline nya menjadi online. Beberapa perusahaan besar
dengan pertumbuhan yang cepat seperti Uber dan Airbnb juga menjalankan
bisnis mereka dengan jenis O2O.
Beberapa website di Indonesia yang menerapkan jenis O2O adalah
www.alfacart.com,
www.klikindomaret.com, dan
www.mataharimall.com.
Seperti yang dilakukan oleh perusahaan ritel besar di Amerika, Walmart,
kini melalui website seperti tersebut Anda bisa masuk ke dalam toko,
mengambil dan membayar barang yang dibeli, bahkan mengembalikan barang
ketika terjadi kesalahan.
Salah satu contoh website yang menerapkan jenis e-commerce O2O
Keuntungan E-Commerce
Tidak sedikit keuntungan yang bisa Anda dapatkan melalui e-commerce.
Salah satu keuntungan utama dari e-commerce adalah kemampuannya untuk
menjangkau pasar global, tanpa harus menyiratkan investasi keuangan yang
besar.
Batas dari tipe perdagangan ini tidak didefinisikan secara geografis
sehingga memungkinkan Anda untuk membuat pilihan secara luas, memperoleh
informasi yang dibutuhkan dan membandingkan penawaran dari semua
pemasok atau pihak penyedia barang/jasa terlepas dari lokasi mereka.
Dengan memungkinkan jalannya interaksi dengan konsumen akhir,
e-commerce memperpendek rantai distribusi produk atau bahkan justru
menghilangkannya. Dengan cara ini, saluran langsung antara produsen atau
penyedia layanan dan pengguna akhir memungkinkan mereka untuk
menawarkan produk atau jasa yang sesuai dengan target pasar.
E-commerce memungkinkan pemasok untuk lebih dekat dengan pelanggan
mereka, sehingga meningkatkan produktivitas dan daya saing bagi
perusahaan. Dengan demikian, konsumen diuntungkan dengan peningkatan
kualitas layanan, kedekatan yang lebih ‘intim’, serta dukungan pra dan
pasca penjualan yang lebih efisien. Dengan banyaknya bentuk
aktifitas perdagangan elektronik baru, Anda dapat berbelanja melalui toko virtual kapanpun yang Anda mau.
Pengurangan biaya adalah keuntungan penting lainnya yang terkait
dalam dunia e-commerce. Semakin umum proses bisnis tertentu, maka
semakin besar tingkat keberhasilannya. Hal itu menghasilkan pengurangan
biaya administrasi yang signifikan.
Kekurangan E-Commerce
Beberapa kelemahan utama dari e-commerce adalah sebagai berikut :
- Ketergantungan yang sangat kuat pada teknologi informasi dan komunikasi
- Kurangnya undang-undang yang memadai untuk mengatur kegiatan e-commerce, baik nasional maupun internasional
- Budaya pasar yang menolak perdagangan elektronik (pelanggan tidak bisa menyentuh atau mencoba produk)
- “Hilangnya” privasi, cakupan wilayah, serta identitas dan perekonomian negara
- Rawannya melakukan transaksi bisnis online
- Warna dan kualitas produk yang dijual belum tentu sama antara foto yang ditampilkan di website dengan produk asli